Papan partikel adalah salah satu jenis kayu pabrikan.
Papan partikel terbuat dari campuran keping kayu (wood chips) yang dicampur dengan lem resin
sintetis dan dipres atau ditekan menjadi lembaran-lembaran keras dalam
ketebalan tertentu. Selain keping kayu, rami juga
sering digunakan sebagai bahan baku dan menghasilkan papan yang disebut sebagai flex board. Flex boardmirip dengan papan
partikel, namun cenderung lebih ringan dan tidak sekuat papan berbahan dasar
kepingan kayu.
Papan partikel cenderung lebih berat dari kebanyakan material
kayu lainnya karena konten lemnya cenderung lebih banyak; lebih jauh
lagi, papan partikel memiliki serat yang panjang dan karenanya memiliki
kekuatan pengikat yang lemah dan cenderung mudah remuk di ujungnya apabila
diperlakukan dengan kasar. Penelitian saat ini masih banyak dilakukan untuk
membuat papan partikel yang lebih ringan, kuat, kaku, dan murah.
Papan partikel cenderung stabil dan tidak mudah berubah
bentuknya (menyusut, membelok, dan lain lain). Papan partikel juga dapat
dipotong, dibentuk, dan dibor dengan mudah menggunakan peralatan standar.
Papan partikel tidak dapat digunakan untuk bagian eksterior
karena ujung-ujngnya mudah menyerap embun dan mudah lembap. Meskipun demikian,
beberapa produsen kini menyertakan emulsi lilin di lemnya untuk melindungi
papan dari kelembapan pada tingkat tertentu. Papan partikel lebih banyak
digunakan untuk peti mati, laci, panel, partisi, dan
lain-lain.
Adapun proses
pembuatannya adalah sebagai berikut.
A. Pembuatan Serpihan (Flake)
Tahapan awal proses
produksi pembuatan papan partikel adalah dengan membuat flake atau serpihan
yang berasal dari bahan baku kayu (log) dengan menggunakan mesin flaker.
Ukuran flake yang dihasilkan biasanya memiliki dimensi lebar ± 2 – 3 cm, serta
tebal 2 – 4 mm. flake tersebut akan masuk ke dalam drum penampung(wet silo).
B. Pengeringan (Drying)
Tujuan Utama dari
kegiatan pengeringan adalah untuk menurunkan kadar air flake.
Faktor kunci keberhasilan proses pengeringan adalah Suhu, Suplai bahan bakar,
dan suplai flake yang masuk kedalam mesin. biasanya kadar air
yang dituju adalah sebesar 2 - 6 % (tergantung ketetapan dari perusahaan).
setelah dikeringkan flake tersebut dpotong kembali oleh mesin hammer
mill.
C. Pemisahan Partikel (Screening)
pada bagian ini flake disaring
dan akan terpisah menjadi 3 bagian yaitu : Surface Layer (SL), Core
Layer (CL), dan Debu.
D. Pencampuran Dengan Perekat
Masing-masing bagian flake (kecuali
debu) akan dicampurkan dengan perekat pada mesin blender. biasanya
perekat yang digunakan adalah perekat tipe UF (Urea Formaldehyde).
E. Penaburan (Stroying)
Flake yang telah
tercampur dengan perekat akan ditaburkan melalui mesin stroyer.
jumlah lapisan yang digunakan bisa 3 lapis dan 5 lapis. bagian atas dan bawah
kayu lapis menggunakan bahan SL dan bagian inti kayu lapis menggunakan bahan
CL.
F. Pengempaan Awal (Pre press)
Tahap pengempaan awal
ini bertujuan agar hasil taburan menjadi lebih kompak atau padat. kempa awal
ini dilakukan pada suhu kamar dengan tekanan biasanya 150 kg/cm2.
G.
Pengempaan Panas (Main Press)
Kunci keberhasilan
dalam prosen pengempaan panas ini adalah suhu, waktu pengempaan, dan tekanan.
pengempaan lembaran ini dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitudiscontinous
production dan continous production.
H.
Pemotongan (Trimming)
Tahapan ini bertujuan untuk memotong papan yang telah di
kempa menjadi ukuran yang diinginkan. terdapat 2 gergaji yang digunakan untuk
memotong papan yaitu longitudinal trim saw dan cross
trim saw.
I.
Pengamplasan (Sanding)
proses ini
bertujuan agar ketebalan papan partikel sesuai dengan yang diinginkan.
Oke copy so' liu',
aihihihih.................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar